Selasa, 30 September 2014

PERTEMUANKU DENGAN SAHABAT KECILKU

Rasa lelah dibahuku begitu terasa, hari ini pekerjaan di perusahaan tempatku bekerja sangat banyak, maklum sudah tanggal 30, aku harus menyelesaikan laporan keuangan akhir bulan perusahaan. Jam 5 sore aku berjalan pulang dari kantor  menuju kos. Namun rasa lelahku terhapus saat melihat senja dibatas kota kembang yang sangat indah, langit jingga begitu menawan sore ini. Tak terkecuali dengan hatiku juga, yah.... betapa senangnya hatiku, sore tadi aku dipertemukan kembali dengan sahabat kecilku, 15 tahun sudah kami berpisah. “Timus” namanya, nama sebenarnya adalah Mustika, seorang anak laki-laki berbadan kecil, lincah, rajin, pandai, baik, penyayang dan periang, itu yang aku ketahui tentangnya. Menurutku tak banyak perubahan sifat dengannya, sama seperti awal aku mengenalnya dulu. Saat ini ia adalah seorang mahasiswa S2 perguruan tinggi negri di Bandung, dan sebagai pengusaha muda yang sangat sukses.  Perbincangan kami berdua tadi sangat mengharukan, namun juga sangat berkesaan, kami saling menceritakan kehidupan kami masing-masing. Yah......betapa tidak.
Pada saat itu kami dipertemukan saat masuk kelas 1 SD tahun 1998, ia memang anak yang hebat dan cerdas, karena selalu mendapat rangking 1 dikelas, namun takdir hidupnya kurang beruntung, ia seorang anak yatim, ayahnya meninggal karena kecelakaan kerja tahun 1996, saat itu timus masih berumur 5 tahun, ibunya adalah seorang pembantu rumah tangga di rumah tuan dan nyonya cina. Aku mulai dekat dengan timus saat ia selalu membelaku dari kejahataan teman-teman yang membullyku, yah...aku selalu dibully temanku sejak kelas 1 SD, sejak kecil badanku gemuk, itulah yang sering menjadi bahan ejekan teman-temanku sekelas, ada yang mengatakanku anak kudanil, anak gajah dan berbagai cemoohan lain yang menurutku sangat kejam. Namun Timus berbeda dengan temanku yang lain, ia selalu menemaniku bermain dan belajar, ia juga tap pernah sekalipun mengolok-olok diriku.
Setiap pulang sekolah ia selalu mengajakku belajar bersama bahkan ia selalu mengajakku untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru dirumahku. Alhasil nilai-nilai sekolahku juga ikut baik, tak segan - segan setiap kami selesai belajar dan bermain aku selalu membagi permen lolipop coklat kesukaanku untuknya, namun ia tak pernah memakannya langsung dan selalu menyimpan untuk adiknya ‘betty’ di rumah, betty adalah adik timus yang berumur 3 tahun, ia sangat manis dan begitu manja apabila dekat dengan timus, semenjak kejadian itu aku selalu memberikan 2 lolipop kesukaanku untuknya, tak masalah bagiku membagi lolipopku untuknya karena aku masih bisa minta ibu untuk membelikannya lagi dipasar, kebetulan ibuku adalah pedagang dipasar.

 Kenaikan kelas pun dimulai, kami naik kelas 2. Ayah dan ibu bangga kepadaku, nilai-nilaiku begitu bagus. Timus mendapatkan rangking 1 dan aku rangking 2. Semenjak kelas 2 kami tetap selalu belajar dan bermain bersama. Namun dikenaikan kelas 3 kami berpisah, ibunya dipecat sebagai pembantu rumah tangga, usaha majikan ibunya bangkrut dan terkena dampak kerusuhan akibat krisis moneter 1998 dan sejak saat itu tuan dan nyonya cina majikan ibu Timus pulang ke Cina. Sejak saat itu ia menjadi anak mandiri, ia bekerja untuk membiayai sekolahnya sendiri hingga sesukses ini....AKU BANGGA SAMA KAMU MUS...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar